Keterasingan Hidup Kelas Pekerja

Serikat Pekerja Industri Morowali
4 min readSep 13, 2024

--

“Manusia menciptakan uang, Setelah itu menjadi budaknya.” (Marx)

Secara ideal manusia adalah makhluk sosial yang dibekali dengan kesadaran. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua manusia bisa sadar sebagai makhluk sosial.

Masih banyak manusia yang hanya mementingkan isi perutnya sendiri, bahkan hanya bekerja untuk dirinya sendiri saja. Tak heran sesama makhluk sosial hanya berkutat pada kekayaan individu bahkan menjegal individu dibawahnya hanya semata-mata pemenuhan hasrat nilai.

Uang mengasingkan manusia

Uang mampu kita artikan sebagai pengantar atau jembatan antara manusia dengan kebutuhan dan keinginannya. Siapa yang memiliki uang, bisa memperoleh apa saja kebutuhan maupun keinginannnya.

Ketika kita membeli barang dari uang secara otomatis barang itu akan kehilangan nilainya sendiri: yang bernilai hanya nilai uangnya saja, bukan kekhususan nilai barang itu sendiri. Padahal uang hanyalah logam atau pun dan kertas-kertas.

Begitulah dalam kehidupan sosial. Kebutuhan orang lain buat kita tidaklah penting, yang kita inginkan hanya uangnya. Kita membantu orang lain, apabila ia membayar, dan hanya mendapat bantuan apabila kita membayarnya.

Dengan demikian uang di jaman modern (kapitalisme) adalah tanda keterasingan kehidupan manusia dengan perwujudannya menghasilkan: tidak saling menghargai antar manusia, tetapi hanya saling mempergunakan. Disini kita lebih mementtingkan egoisme kita masing-masing, dan orang lain kita pandang sebagai saingan atau sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan kita.

Begitulah kapitalisme bekerja, membelenggu kita melalui uang.

Keterasingan dalam pekerjaan

“manusia akan mencapai kondisi kemanusiaannya secara sejati bilamana ia berproduksi tanpa dipaksa oleh desakan kebutuhan fisiknya dimana ia harus menjual dirinya sebagai komoditi.” Che Guevara

Mengapa kerja justru mengasingkan manusia?

Pada hakikatnya, manusia menganggap pekerjaan sebagai tindakan manusia untuk dilaksanakannya dan mestinya menggembirakannya, yang didalamnya ia mesti menemukan kepuasan dari hasil produk yang dia kerjakan dan nantinya ia merasa bangga.

Dalam keterasingan mempunyai tiga segi dan kerangka: merasa terasing dari produknya, terasing dari pekerjaannya sendiri, dan pengasingan diri manusia dalam pekerjaannya. Pekerjaan yang menyebabkan keterasingan ini adalah pekerjaan upahan. Pekerjaan upahan adalah pekerjaan dijalani hanya demi upah saja. Pekerjaan upahan berarti menjual tenaga kerjanya kepada si pemilik tempat kerja sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan, dan pekerjaan itu perlu untuk dapat hidup di mana asal-usul pekerjaan upahan.

Maka dari itu dasar pekerjaan upahan di mana manusia terasing dari dirinya sendiri dan hasil produksinya, adalah karena adanya kepemilikan atas alat-alat produksi. Atau dengan kata lain, masyarakat berkelas sekarang terdisi dari mereka yang menguasai alat-alat produksi, dan kelas masyarakat yang hanya memiliki tenaganya untuk dijual kepada pemilik alat-alat produksi.

Pemecahan masyarakat menjadi kelas-kelas yang saling berhadapan ini bukan karena saling membenci dari sononya atau karena ego. Melainkan karena kepentingan-kepentingan objektif mereka bertentangan. Makin tinggi upah buruh makin rendah untung si kapitalis, dan makin besar untung si kapitalis makin ia harus menekan upah para pekerja.

Selama di dalam masyarakat masih terdapat kelas-kelas, sudah pasti masih terdapat pertentangan objektif di antara masing-masing kelas itu. Pertentangan kelas dalam masyarakat ini membuat kehidupan masyarakat saling bersaing satu sama lain, untuk mendapatkan kuasa atas hidup orang lain.

Hal diatas berpengaruh pada kehidupan sosial kelas pekerja. Tidak jarang sesama pekerja atau buruh juga saling mengasingkan di karenakan mereka mesti bersaing, berebutan tempat kerja, kesempatan mendapatkan pekerjaan; buruh lain bukanlah rekan melainkan saingannya.

Kita harus mengkritik tajam sifat egoisme masyarakat berkelas yang kerja-kerjanya pada diri sendiri dan kekayaan pada personal, idealnya manusia harus mengedepankan solidaritasnya tanpa adanya sikap saling bersaing.

Mengakhiri keterasingan manusia dengan kesadaran kritis dan perjuangan kelas

Bagaimana cara mengatasi keterasingan manusia itu? Kita secara tegas menolak moralitas dan egoisme masyarakat. Apalagi hanya dengan seruan-seruan untuk mengembangkan kesadaran sosial masing-masing pihak, tanpa mengembangkan solidaritas satu sama lainnya.

Keterasingan antar manusia hanya dapat hilang apabila sebab-sebabnya dihilangkan, selama satu kelas memonopolisasi alat-alat produksi dan mencengkram tenaga kerja “mereka”.

Kenaikan upah saja contohnya, bukan pemecah masalah karena dengan kenaikan upah saja pertentangan kelas itu belum terhapus. Metode pemecahannya itu berarti: kita harus menghapus sistem hak milik pribadi atas alat-alat produksi.

Nanti ketika alat-alat produksi menjadi milik masyarakat, dasar penghisapan manusia oleh manusia sudah tidak ada alagi, dan dengan demikian keterasingan pum kehilangan dasarnya. Tetapi sistem hak milik pribadi tidak begitu saja dapat dihapuskan. Sistem itu sendiri berdasarkan syarat-syarat objektif dan bahkan sesuai dengan tahap perkembangan manusia tertentu.

Tak ada yang bisa melakukan pembebasan selain kelas itu sendiri melalui kerja-kerja perjuangannya. Membangun budaya kritis salah satunya, sebagai cara membebaskan kelas pekerja yang sampai hari ini terbelenggu akan kuatnya hegemoni kapitalisme.

Bias dari perbudakan korporasi yaitu banyaknya gelombang perlawanan dari sudut-sudut tembok dan penjuru tempat kerja kelas pekerja; kita menentang adanya perbudakan, pembodohan, dan penghisapan terhadap pekerja namun apakah pekerja merasakan itu?

Masih banyak pekerja lalai akan kesadaran dan terkesan abai dengan haknya. Mengisi ruang-ruang perlawanan harus dilandasi dengan pengorganisasian solidaritas antar pekerja melalui perserikatan dan persatuan antar pekerja, dan terpenting dengan pengetahuan mengenai perburuhan. Ingat! Pekerja adalah tuan industri dan kuasanya adalah nyata, karena tanpanya para kapitalis tak ada gunanya.

Mari bangun solidaritas dan budaya kritis!

Ditulis oleh Jordi Goral.

--

--

Serikat Pekerja Industri Morowali
Serikat Pekerja Industri Morowali

Written by Serikat Pekerja Industri Morowali

Serikat Pekerja Industri Morowali merupakan serikat pekerja yang berada di kawasan IMIP untuk memperjuangkan upah layak, K3 yang layak, dan lain-lain.

No responses yet