Kami Menolak Lupa Tragedi 24 Desember 2023 di IMIP
Hari ini, tepat setahun yang lalu — 24 Desember 2023 — Sang Maha Pencipta memberikan ujian berat bagi pekerja tungku smelter di PT. ITSS.
Ujian itu berupa ledakan tungku yang menelan korban meninggal dunia sebanyak 21 orang dan 30 lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa itu bukan sekadar ujian dari Sang Pencipta semata, namun ada tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab. Mereka adalah manajemen PT. IMIP beserta seluruh tenantnya dan tentu saja pemerintah dari daerah hingga pemerintah pusat.
Seperti halnya bencana alam, yang oleh karena perbuatan tangan manusia membuat bumi jadi rusak. Begitu pula apa yang terjadi setahun silam itu.
Mulai dari lemahnya regulasi K3, kesejahteraan pekerja yang dihadapkan dengan lemburan panjang, produksi lebih penting ketimbang keselamatan, alat produksi “pake-pake saja dulu”, ketiadaan pengawasan ketat pemerintah atas keselamatan pekerja, dll., hingga membuat nyawa menjadi murah melayang.
Hal-hal itulah yang dihadapkan pada kita kelas pekerja pertambangan nikel. Para pemodal enak saja menggunakan kendaraan listrik, sementara kita disini terus berjibaku dengan bahaya.
“Sejarah berulang, pertama sebagai tragedi, kedua sebagai lelucon,” begitu ucap guru besar kelas proletar — Karl Marx. Sampai dengan hari ini kejadian “pembunuhan” terselubung melalui kecelakaan dan kesehatan kerja terjadi.
Terkhusus di PT. ITSS, ingatan kita pada bulan Juni 2024 ledakan tungku terjadi lagi. Naasnya 2 pekerja mengalami luka-luka akibat terbakar.
Di tahun ini saja terdapat 22 kasus kecelakaan kerja yang terjadi kawasan PT. IMIP.
Apa artinya semua itu? Kita diharuskan untuk menolak segala pembodohan dari pemerintah dan para kapitalis. Sebab tak ada perbaikan kondisi kerja kita secara signifikan. Terus diulur-ulur, tak peduli nyawa-nyawa telah meregang.
Bentuk penolakan lupa itu adalah cara kita bagaimana untuk terus merawat ingatan sejarah, khususnya sejarah perjuangan pekerja dalam melawan kezaliman kelas penguasa.
Dan merawat ingatan terbaik adalah melakukan perlawanan terus-menerus terhadap kesewenang-wenangan penguasa.
Mari kita heningkan cipta sejenak, kepada seluruh korban ledakan tahun kemarin. Mereka adalah para syuhada-syuhada kelas pekerja bagi sanak keluarganya, sahabat, dan kerabat-kerabat yang sayang pada mereka.