Buruh ITSS Gelar Pendidikan Hak Dasar
Fatufia — Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja Industri Morowali PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PUK SPIM PT.ITSS) menyelenggarakan pendidikan. Diskusi ini dilakukan di sekretariat SPIM pada siang hari ini 30 Januari 2025.
Adapun tujuan pendidikan ini agar buruh bisa mengetahui apa yang menjadi hak dasarnya, wabilkhusus soal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Terlebih di PT. ITSS sendiri 2 tahun belakangan menjadi sorotan publik gegara pengusaha mengabaikan K3 buruhnya.
Hal-hal sederhana seperti pemenuhan APD saja perusahaan abaikan, seperti penyediaan masker yang cukup dan kaos tangan, dsb.
Belum lagi “alat pake-pake saja”, tidak ada SOP yang jelas soal keselamatan di tempat kerja, dll. Hal ini diperburuk oleh: kebanyakan safety kurang profesional mengambil kebijakan dalam penerapan K3 di kawasan.
Muh. Fadil Selaku Ketua PUK SPIM PT. ITSS menerangkan:
“Pendidikan dasar ini diselenggarakan agar buruh bisa memahami apa yang menjadi hak dasarnya. Baik dalam pemenuhan K3, perlindungan sosial dan hak untuk berserikat.”
Ketiga hak dasar tersebut hingga saat ini masih jarang dipenuhi oleh pengusaha. Pekerja mestinya dilihat sebagai subjek (penggerak utama) dan penghasil nilai oleh perusahaan — bukan sebagai alat produksi semata.
Hak-hak dasar (normatif) pekerja sendiri telah diatur dalam Peraturan Perundang – undangan, Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama yang bersifat mengikat pekerja dan pengusaha.
Dalam diskusi soal hak dasar (normatif) ini dalam implementasinya mesti menjadi acuan proteksi (perlindungan) para buruh yang selalu memiliki potensi dalam keadaan berbahaya.
Sebab, tidak bisa berharap pada pengusaha yang hingga saat ini tidak memberikan perhatian bagaimana pendidikan reguler K3 di kawasan.
Padahal pekerja yang terpenuhi hak – hak normatifnya akan bekerja maksimal, dan memberikan yang terbaik pada perusahaan tempatnya bekerja. Dan ini dengan sendirinya akan berdampak positif pada produktivitas perusahaan secara keseluruhan.
